Penyebab pecahnya negara indonesia |
Saat iseng menulis mengenai Kota-Kota Sombong di Indonesia yang mengusir rakyatnya, nyatanya tulisan itu jadi satu diantara berita paling baik di lintasberita. com, jadi di WordPress. masuk top post. Jenis macam komentar yang masuk, ada yang nama blognya terdaftar serta ada yang yang cuma e-mail saja. Bila yang ada situs (blog) nya, umumnya tulisannya tidak aneh-aneh, tujuannya bhs nya tidak “kasar”, tapi bila yang tidak ada blognya, rada-rada bagaimana gitu hingga ada yg tidak dimoderasi.
Sebagian bln. waktu lalu ada pula tulisan mengenai ramalan Indonesia juga akan jadi 17 negara sisi, bila menurutku itu lebih seru, tapi tidak banyak yang baca. Mangkanya cobalah saya menulis sekali lagi kali ada yang ingin baca.
Serta bacalah juga bila tulisan ini :
Kota-Kota Sombong di Indonesia yang Mengusir Rakyatnya
Judul Yang Lama yaitu Indonesia Pecah Jadi 17 Negara sisi Mengapa Tidak?
Menurutku tidaklah sampai th. 2015 seperti yang diperkirakan Indonesia juga akan jadi 17 negara sisi.
“Sudah adalah suratan Tuhan Yang Maha Kuasa, tiap-tiap 70 th. jalan, satu kerajaan atau negara umumnya berlangsung perpecahan. Mungkin saja termasuk juga di Indonesia, ” kata Direktur Paling utama The World Peace Committe/Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani, dalam peluncuran bukunya di Jakarta, Kamis.
Negara Jamali Jawa, Madura, Bali ….. seperti zaman Majapahit dulu…. Ada Aceh, Borneo, Sulawesi, Ternate Tidore…. mengapa tidak….. Lagian kapan giliran orang Kalimantan yang jadi Presiden….. Riau juga minta merdeka Tabrani Rab yang jadi Presidennya ….. itu dulu….. saat ini saya tidak tahu….. apa masih tetap ada hasrat orang Riau nak merdeka….. yang pasti ingin merdeka yaitu rakyat Maluku…..
Kalimantan. ….. masih tetap fresh dalam ingatan serta banyak pengungsi Madura yang terusir dari sana saat ini di Jawa Timur.. tidak pasti arah … apakah mereka yang terusir itu tidak memiliki hak menempati bumi Kalimantan yang masih tetap Indonesia? Mungkin saja tidak terpikirkan oleh beberapa pejabat di pusat sana …..
Di Aceh. …. banyak pendatang ”terusir”….. walau itu masih tetap muslim serta bangsa Indonesia.. tidak jauh-jauh dari jawa hanya perbatasan propinsi saja koq mereka – mereka itu ……. beberapa ribu pohon serta beberapa ribu hektar tanah yang dikerjakan oleh pendatang saat ini ditinggalkan karna mereka tidak nyaman sekali lagi tinggal di sana…. hingga saat ini beberapa dari mereka – mereka itu masih tetap menempati beberapa tempat penampungan yang tidak layak….
Di Langkat Sumatera Utara warga Bali transmigran tidak di terima orang-orang di sana…. ladang serta tempat usaha mereka di rusak. Di Bali juga tidak mudah koq masuk ….. dengar saja yang dirasakan supir-supir Banyuwangi serta pendatang dari Jawa serta Lombok…. seperti nya Bali itu bukanlah Indonesia susah sekali untuk memperoleh KTP … karna argumen teroris …… serta Bom Bali…. apa bedanya ingin keluar negeri……
Di Batam bumi melayu, banyak pendatang nyaris dari semua Indonesia ada disitu…. pendatang2 itu buat paguyuban atau apalah namanya ……gak tahu beberapa macam argumen mereka yang buat paguyuban itu …… walau sebenarnya Batam kan Indonesia? ……. semasing pendatang itu bangga dengan sukunya…..
Di Jakarta, Inul ingin “diusir” dari jakarta ….. di Batam juga tidak jauh lain terdapat banyak tokoh yang ingin “diusir” juga dari Batam………………
Jadi bila Indonesia pecah jadi 17 Negara mengapa tidak……menurut fikiranku yang pemula ini jadi enak koq…. ”Ooooooo tidak pak Imbalo” kata rekanku yang orang Malaysia…… “Kalau kelak pak Imbalo ingin ke Aceh mesti gunakan pasport…. ingin menghadiri Muktamar Muhammadiyah ke Yogyakarta umpamanya mesti gunakan pasport…. demikian halnya bila ingin ke Kalimanatan ….. kan ribet asik chop-chop selalu di imigrasi” tuturnya berdalih padaku…. “Padahal pak Imbalo orang-nya kan sukai jalan-jalan….. sebentar saja halaman pasportnya penuh dah” tuturnya lagi…. “Kalau masalah itu kan gampang” kataku ….. “Sama saja bila kita gunakan kenderaan di jalan tol di Malaysia ini ….. kita kan tidak mesti bayar uang segera ke petugas penjaga tol seperti di Indonesia ada yang berlangganan (Tag) nunjukkan sensor alat dari jauh saja pintu tolnya telah terbuka” jawabku….. beritanya system ini di Jakarta baru 2008 ini juga akan diselenggarakan itupun baru di Bus Trasn jakarta…… “Iya juga” kata rekanku tadi……
Wacana 17 negara sisi dari Indonesia ini telah jadi opini publik…… saya juga tidak tahu ….. hingga masalah mengapa tari Aceh tidak memakai gendang juga jadi argumennya…. Kiriman “kulit sapi” dari Pusat tidaklah sampai ke sana karna habis di korupsi diperjalanan….. jadi anekdot yang menarik….
Di Medan orang cuma “berketepak ketipung” karna kulit kiriman tinggal dikit cuma dapat buat gendang ketipung….. he he he he….. sesaat saudara kita di Padang kulit sapi di buat kerupuk…… kasihan dech saudara kita yang di Aceh tidak kebagian jadi cuma memukul-mukul dada …. saya tidak tahu kapan beberapa narasi guyonan ini terwujud……
Saya kutip sekali lagi tulisan dari Gatra. com
Indonesia pada th. 2015 diprediksikan juga akan dibagi jadi sekurang-kurangnya 17 negara sisi. Jadi induknya, Negara Republik Jamali, terdiri atas Jawa Madura serta Bali, sama dengan induk imperium kerajaan Majapahit. “Sudah adalah suratan Tuhan Yang Maha Kuasa, tiap-tiap 70 th. jalan, satu kerjaan atau negara umumnya berlangsung perpecahan. Mungkin saja termasuk juga di Indonesia, ” kata Direktur Paling utama The World Peace Committe/Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani, dalam peluncuran bukunya di Jakarta, Kamis.
Instansi Swadaya Internasional, kata Djuyoto, buat garis kebijakan mendasar pada patron penciptaan tata dunia baru. Peta dunia digambar ulang. Uni Soviet dipecah jadi 15 negara merdeka, Yugoslavia, dipecah jadi enam negara merdeka, Kosovo serta demikian pula Cekoslowakia.
“Di Irak sekarang ini tengah berlangsung sistem pemecahan dari semasing suku, ” tuturnya.
Indonesia, saat ini juga tengah dikerjakan untuk dipecah-pecah jadi sekitaran 17 negara sisi oleh kemampuan grup kapitalisme serta neoliberalisme yang berpaham pada sekularisme.
Pokok fikiran itu, kata Djuyoto “Saya tuang pada Bab II yang memberi jalan keluar supaya Indonesia tetaplah jadi Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI”.
Peluncuran buku yang di hadiri beberapa tokoh seperti tokoh pers Djafar Assegaf, serta Kapolri Jenderal Sutanto yang diwakili satu diantara deputinya, Djuyoto menuturkan, ada konspirasi global yang berusaha memecah serta menghancurkan Republik Indonesia.
Usaha memecah-belah Indonesia itu dikerjakan lewat kiat “Satu dolar AS kuasai dunia, ” yang diorganisasikan oleh organisasi tinggi yg tidak sempat keluar dipermukaan, tetapi praktiknya cukup terang, yaitu berbaju demokratisasi serta HAM.
“Jika pecahnya itu menuju kebaikan rakyat, tidak jadi masalah, namun pecahnya NKRI itu malah juga akan menyusahkan rakyat karna semuanya aset perlu serta bernilai, dikuasai investor asing dibawah kendali organisasi keuangan internasional, ” tuturnya.
Disamping itu, Dirjen Bina Sosial, Departemen Sosial, Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, yang mewakili Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah memberikan, ancaman perpecahan NKRI itu, saat ini terlihat riil.
“Saya sendiri hingga sekarang ini terasa bingung, kenapa rakyat Indonesia bisa menyatu, walau sebenarnya banyak ketidaksamaan, di antara suku-suku yang ada, ” tuturnya.
Ketidaksamaan itu bisa dikumpulkan, karena ada Pancasila, di antara sila Pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, yang dibingkai dalam simbol Burung Garuda, yaitu Bhineka Tunggal Eka.
“Atas nama Tuhan Yang Maha Esa, kita bisa dikumpulkan, lewat lambang Pancasila. Oleh karenanya saya mendorong pemerintah baiknya lakukan kaji ulang untuk mengaplikasikan Penataran Dasar Penghayatan Pancasila (P4). ” tuturnya.
Bila dahulu langkah penyampaiannya memakai jenis indoktrinasi, sekarang ini butuh dirubah lewat diskusi serta buka wacana luas, dengan substansi Pancasila masih tetap dibutuhkan untuk mempererat NKRI, tuturnya.
Menjawab pertanyaan, ia menyebutkan, pada intinya Indonesia ini gampang juga akan berlangsung perpecahan, bila generasi penerus tidak mengerti ada pihak asing yang menginginkan buat Indonesia tidak kuat.
Buku berjudul “Indonesia Pecah” yang terdiri atas 172 halaman termasuk juga beberapa photo itu, kata Gunawan, menarik untuk di baca karna sekurang-kurangnya ada tujuh penyebabnya Indonesia terncam pecah, seperti, siklus histori tujuh era, atau 70 th..
Lalu tidak ada profil atau tokoh pemersatu yang bertindak jadi Ayah Semua Bangsa, pertikaian sesama anak bangsa yang selalu berlangsung, upata stategis dari konspoirasi global, serta ada nama Indonesia yang bukanlah asli dari Nusantara.
“Semua itu butuh di teliti selanjutnya, adakah relevansinya dengan peristiwa sekarang ini di mana banyak daerah menginginkan memisahkannya, ” katanya
Bila saya di tanya sukanya secepat-cepatnya saja seperti Uni Soviet….. Nyaris copot gigi palsu Pak Andi Ibrahim tokoh pendidikan di Batam pria asal Sulawesi yang nyaris 40 th. bermastautin di Batam ini ….. “Kalau jadi Riau merdeka bebrapa dapat menteri Pendidikan yang pertama yaitu pak Andi” kataku satu saat dulu…..
Itulah…….. ini cuma opiniku saja….. beberapa mungkin saja saya juga telah mati th. 2015. Dahulu …. saat TimTim pisahlah dari Indonesia saya termasuk juga salah seseorang yang berduka…. koq saat ini bisssaaaa beralih ya….???????? bagaimana tidak ….. untuk pulang dari Surabaya ke jakarta saja atau demikian sebaliknya telah 60 tahunan merdeka jalan-jalannya masih tetap itu-itu saja…… (Ayer – Panarukan mulai sejak zaman Kompeni)
Negara kita tuturnya kaya ………. karna saya sukai jalan-jalan….. dari Johor Malaysia hingga ke Chiang Rai di Thailand Utara sana beberapa ribu kilo mtr. jalan itu hampir searah….. itu baru jalan om….. belum juga yang lain….. mungkin saja Indonesia sangat luas kali….. kapan pak SBY ketemu saya …. saya ingin ketemu dia juga susah….. sekurang-kurangnya ketemu menteri-menterinyalah…. cobalah bila ada 17 menteri pemuda serta olah raga….. saranku supaya tiap-tiap kecamatan ada lapangan bola kakinya dapat terealisir karna saya dapat ketemu menterinya ….. mirip contoh ketika kami masih tetap di
Propinsi Riau pak Rusli Zainal saja saya belum juga sempat jumpa…. tapi sesudah Propinsi Kepulauan Riau terjadi kan saya seringkali berjumpa dengan Pak Gubernurku …. Ismeth Abdullah…. ada warga yang wafat saja saya dapat ketemu Gubernur…. bertanya lah sama Pak Ismeth….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar