Selamat datang Di Website The Home Stay Garut~ Sewa Rumah,villa,hotel di garut ~Info lebih lanjut hubungi: 0812-2424-6736 (whatsapp) id: @fazajersey (Line) ~ INFO: bisa tambah extrabed dan bisa sewa karoke ~ ~ Kami Melayani Anda Dengan senang Hati :)

perjalanan soekarno hingga menjadi presiden

perjalanan soekarno hingga menjadi presiden
Narasi Kehidupan Masa Kecil Ir. Soekarno Sampai Jadi Pemimpin 
Presiden Indonesia ke-1 
Masa Jabatan 
17 Agustus 1945 – 12 Maret 1967 (21 th.) 
Wakil Presiden Mohammad Hatta (1945) 

Info Pribadi 
Lahir : 6 Juni 1901 Surabaya, Jawa Timur 
Wafat : 21 Juni 1970 (usia 69) 
Kebangsaan : Indonesia 
Partai Politik : PNI 
Profesi : insinyur & politisi 
Agama : Islam 
Sinyal tangan : Narasi Kehidupan Masa Kecil Ir. Soekarno Sampai Jadi Pemimpin 

PENINGGALAN 

Narasi Kehidupan Masa Kecil Ir. Soekarno Sampai Jadi Pemimpin 

Dalam rencana memperingati 100 th. kelahiran Soekarno pada 6 Juni 2001, jadi Kantor Filateli Jakarta menerbitkan prangko " 100 Th. Bung Karno ". Prangko yang diterbitkan adalah empat buah prangko berlatar belakang bendera Merah Putih dan menghadirkan gambar diri Soekarno dari muda sampai saat jadi Presiden Republik Indonesia. Prangko pertama mempunyai nilai nominal Rp500 serta menghadirkan potret Soekarno ketika sekolah menengah. Yang ke-2 bernilai Rp800 serta gambar Soekarno saat masih tetap di perguruan tinggi th. 1920-an terpampang di atasnya. Disamping itu, prangko yang ke-3 mempunyai nominal Rp900 dan tunjukkan photo Soekarno waktu proklamasi kemerdekaan RI. Prangko yang paling akhir mempunyai gambar Soekarno saat jadi Presiden serta bernominal Rp1000. Ke-4 prangko itu didesain oleh Heri Purnomo serta diciptakan sejumlah 2, 5 juta set oleh Perum Peruri. Terkecuali prangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima jenis paket prangko, album koleksi prangko, empat type kartu pos, dua jenis poster Bung Karno dan tiga desain kaus Bung Karno. 

Prangko yang menghadirkan Soekarno juga diterbitkan oleh Pemerintah Kuba pada tanggal 19 Juni 2008. Prangko itu menghadirkan gambar Soekarno serta presiden Kuba Fidel Castro. Penerbitan itu berbarengan dengan ulang th. ke-80 Fidel Castro serta peringatan kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba. 

Nama Soekarno sempat diabadikan jadi nama satu gelanggang berolahraga pada th. 1958. Bangunan itu, yakni Gelanggang Berolahraga Bung Karno, dibangun jadi fasilitas kepentingan penyelenggaraan Asian Games IV th. 1962 di Jakarta. Pada saat Orde Baru, kompleks berolahraga ini dirubah namanya jadi Gelora Senayan. Tapi sesuai sama ketentuan Presiden Abdurrahman Wahid, Gelora Senayan kembali ke nama awalannya yakni Gelanggang Berolahraga Bung Karno. Hal semacam ini dikerjakan dalam rencana kembali kenang jasa Bung Karno. 

Sesudah kematiannya, sebagian yayasan di buat atas nama Soekarno. Dua salah satunya yaitu Yayasan Pendidikan Soekarno serta Yayasan Bung Karno. Yayasan Pendidikan Soekarno yaitu organisasi yang mencetuskan inspirasi untuk membuat kampus dengan pemahaman yang di ajarkan Bung Karno. Yayasan ini di pimpin oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak ke tiga Soekarno serta Fatmawati. Pada th. 25 Juni 1999 Presiden Bacharuddin Juiceuf Habibie resmikan Kampus Bung Karno yang dengan resmi melanjutkan pemikiran Bung Karno, Nation and Character Building pada mahasiswa-mahasiswanya. 

Disamping itu, Yayasan Bung Karno mempunyai maksud untuk menyatukan serta melestarikan benda-benda seni ataupun nonseni milik Soekarno yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia. Yayasan itu dibangun pada tanggal 1 Juni 1978 oleh delapan putra-putri Soekarno yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Taufan Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra, serta Kartika Sari Dewi Soekarno. Pada th. 2003, Yayasan Bung Karno buka stan di Arena Minggu Raya Jakarta. Di stan itu dipertunjukkan video pidato Soekarno berjudul " Indonesia Menuntut " yang di sampaikan di Gedung Landraad th. 1930 dan beberapa photo semasa Soekarno jadi presiden. Terkecuali memerlihatkan video serta photo, beragam cenderamata Soekarno di jual di stan itu. Salah satunya yaitu kaus, jam emas, koin emas, CD diisi pidato Soekarno, dan kartu pos Soekarno. 

Seorang yang bernama Soenuso Goroyo Sukarno mengakui mempunyai harta benda warisan Soekarno. Soenuso mengakui adalah bekas sersan dari Batalyon Artileri Pertahanan Udara Tengah. Ia sempat tunjukkan benda-benda yang dia anggap jadi warisan Soekarno itu pada beberapa wartawan di tempat tinggalnya di Cileungsi, Bogor. Benda-benda itu diantaranya satu lempengan emas kuning murni 24 karat yang tercatat dalam daftar emas JM London, emas putih dengan cap tapal kuda JM Mathey London dan plakat logam berwarna kuning dengan tulisan ejaan lama berbentuk deposito hibah. Diluar itu ada juga uang UBCN (Brasil) serta Yugoslavia dan sertifikat deposito obligasi garansi di Bank Swiss serta Bank Netherland. Walau emas yang diperlihatkan oleh Soenuso bersertifikat tetapi belumlah ada pakar yang meyakinkan keaslian dari emas itu. 

PENGHARGAAN 

Semasa hidupnya, Soekarno memperoleh titel Doktor Honoris Causa dari 26 kampus didalam serta luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberi titel kehormatan pada Soekarno diantaranya Kampus Gajah Mada (19 September 1951), Institut Tehnologi Bandung (13 September 1962), Kampus Indonesia (2 Februari 1963), Kampus Hasanuddin (25 April 1963), Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963), Kampus Padjadjaran (23 Desember 1964), serta Kampus Muhammadiyah (1 Agustus 1965). Disamping itu, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) serta Al-Azhar University (Mesir) adalah sebagian kampus luar negeri yang menganugerahi Soekarno dengan titel Doktor Honoris Causa. 

Pada bln. April 2005, Soekarno yang telah wafat sepanjang 35 th. memperoleh penghargaan dari Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki. Penghargaan itu yaitu penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang didapatkan berbentuk medali, pin, tongkat, serta lencana yang semua dilapis emas. Soekarno memperoleh penghargaan itu karna dinilai sudah meningkatkan solidaritas internasional untuk melawan penindasan oleh negara maju dan sudah jadi ide untuk rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan serta membebaskan diri dari apartheid. Acara penyerahan penghargaan itu dikerjakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria serta di hadiri oleh Megawati Soekarnoputri yang mewakili ayahnya dalam terima penghargaan.

Indra Koswara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram Official @garuthomestay