Selamat datang Di Website The Home Stay Garut~ Sewa Rumah,villa,hotel di garut ~Info lebih lanjut hubungi: 0812-2424-6736 (whatsapp) id: @fazajersey (Line) ~ INFO: bisa tambah extrabed dan bisa sewa karoke ~ ~ Kami Melayani Anda Dengan senang Hati :)

Rajin Belajar Pasti Pintar

Rajin Belajar Pasti Pintar
Dalam dunia pendidikan, terlebih dalam aktivitas belajar, seperti yang telah saya ulas dalam tulisan terdahulu, kalau keberlangsungan serta kesuksesan sistem belajar mengajar tidak cuma di pengaruhi oleh aspek intelektual saja, tetapi juga oleh beberapa aspek nonintelektual beda yg tidak kalah perlu dalam memastikan hasil belajar seorang, salah nya ialah kekuatan seorang siswa untuk berikan motivasi dianya. Mengutip pendapat Daniel Goleman (2004 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) cuma menyumbang 20% untuk keberhasilan, sedang 80% yaitu sumbangan aspek beberapa kemampuan beda, salah satunya yaitu kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yaitu kekuatan berikan motivasi sendiri, menangani frustasi, mengontrol tekanan hati, mengatur situasi hati (mood), berempati dan kekuatan bekerja bersama. 

Motivasi begitu perlu berarti dalam aktivitas belajar, sebab ada motivasi mendorong semangat belajar serta demikian sebaliknya kurang ada motivasi juga akan melemahkan semangat belajar. Motivasi adalah prasyarat mutlak dalam belajar ; seseorang siswa yang belajar tanpa ada motivasi (atau kurang motivasi) akan tidak berhasil dengan maksimum. 

Motivasi memegang peran yang sangat perlu dalam belajar, Maslow (1945) dengan teori kebutuhannya, melukiskan jalinan hirarkhis serta beragam keperluan, di ranah keperluan pertama adalah basic untuk muncul keperluan selanjutnya. Bila keperluan pertama sudah terpuaskan, baru manusia mulai ada hasrat untuk memuaskan keperluan yang setelah itu. Pada keadaan spesifik juga akan muncul keperluan yang tumpang tindih, misalnya yaitu orang menginginkan makan bukanlah karna lapar namun karna ada keperluan beda yang mendorongnya. Bila satu keperluan sudah tercukupi atau perpuaskan, itu tidak bermakna kalau keperluan tesebut akan tidak keluar sekali lagi untuk selama-lamanya, namun kenikmatan itu cuma untuk sesaat saat saja. Manusia yang dikuasai oleh keperluan yg tidak terpuaskan juga akan terpacu untuk lakukan aktivitas manfaat memuaskan keperluan itu (Maslow, 1954). 

Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yang lapar akan tidak terpacu dengan penuh dalam belajar. Sesudah keperluan yang berbentuk fisik tercukupi, jadi bertambah pada keperluan tingkat selanjutnya yaitu rasa aman. Jadi contoh yaitu seseorang siswa yang terasa terancam atau dikucilkan baik oleh siswa beda mapun gurunya, jadi ia akan tidak terpacu dengan baik dalam belajar. Ada keperluan yang dimaksud harga diri, yakni keperluan untuk terasa dipentingkan serta dihargai. Seorang siswa yang sudah tercukupi keperluan harga dianya, jadi dia juga akan yakin diri, terasa bernilai, marasa kuat, terasa dapat/dapat, terasa bermanfaat dalam didupnya. Keperluan yang paling penting atau teratas yakni bila semua keperluan dengan individu tercukupi jadi juga akan terasa bebas untuk menghadirkan semua potensinya dengan penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan sendiri mencakup keperluan jadi tahu, tahu untuk memuaskan beberapa segi kognitif yang paling mendasar. 

Guru jadi seseorang pendidik mesti tahu apa yang dikehendaki oleh beberapa sisiwanya. Seperti keperluan untuk berprestasi, karna tiap-tiap siswa mempunyai keperluan untuk berprestasi yang berlainan keduanya. Banyak siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang rendah, mereka relatif takut tidak berhasil serta tidak ingin memikul kemungkinan dalam menjangkau prestasi belajar yang tinggi. Walau banyak pula siswa yang mempunyai motivasi untuk berprestasi yang tinggi. Siswa mempunyai motivasi berprestasi tinggi bila hasrat untuk berhasil betul-betul datang dari dalam sendiri. Siswa juga akan berusaha keras baik dalam sendiri ataupun dalam berkompetisi dengan siswa beda. 

Siswa yang datang ke sekolah mempunyai beragam pemahaman mengenai dianya keseluruhannya serta pemahaman mengenai kekuatan mereka sendiri terutama. Mereka memiliki deskripsi spesifik mengenai dianya jadi manusia serta mengenai kekuatan dalam hadapi lingkungan. Ini adalah cap atau label yang dipunyai siswa mengenai dianya serta peluangnya tidak bisa diliat oleh guru tetapi begitu memengaruhi aktivitas belajar siswa. Deskripsi itu mulai terjadi lewat hubungan dengan orang yang lain, yakni keluarga serta rekan sebaya ataupun orang dewasa yang lain, serta hal semacam ini memengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. 

Berdasar pada pandangan diatas bisa di ambil pengertian kalau siswa datang ke sekolah dengan deskripsi mengenai dianya yang telah terjadi. Meski begitu ada, guru tetaplah bisa memengaruhi mapun membuat deskripsig siswa mengenai dianya itu, dengan maksud supaya terwujud deskripsig mengenai semasing siswa yang lebih positif. Jika seseorang guru sukai mengkritik, mencemooh, atau bahkan juga merendahkan kekuatan siswa, jadi siswa akn relatif menilainya diri mereka jadi seseorang yg tidak dapat berprestasi dalam belajar. Hal semacam ini berlaku terlebih untuk anak-anak TK atau SD yang masih tetap begitu muda. Mengakibatkan ketertarikan belajar jadi turun. Demikian sebaliknya bila guru memberi penhargaan, berlaku mensupport dalam menilainya prestasi siswa, jadi semakin besar peluang siswa-siswa juga akan menilainya dianya jadi orang yang dapat berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi adalah dorongan untuk berikan motivasi siswa untuk belajar. Dorongan intelektual yaitu hasrat untuk menjangkau satu prestasi yang hebat, sedang dorongan untuk menjangkau keberhasilan termasuk juga keperluan emosional, yakni keperluan untuk berprestasi. 

Mengutip pendapat Mc. Donald (Tabrani, 1992 : 100), “motivation is energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. ” Motivasi yaitu suatu hal perubahan daya didalam pribadi seorang yang diikuti dengan munculnya afektif serta reaksi untuk menjangkau maksud. Dari perumusan yang dikemukakan Mc. Donald ini memiliki kandungan tiga unsur yang sama-sama terkait, yakni : 1) motivasi diawali dari ada perubahan daya dalam pribadi, 2) motivasi diikuti dengan munculnya perasaan (affective arousal), 3) motivasi diikuti oleh reaksi-reaksi untuk menjangkau maksud. 

Dari uraian diatas terang sangkanya kalau motivasi bertalian erat dengan satu maksud. Semakin bernilai maksud itu untuk yang berkaitan, semakin kuat juga motivasinya. Jadi motivasi itu begitu bermanfaat untuk aksi atau perbuatan seorang. Keterangan tentang beberapa fungsi motivasi yaitu : 

1. Mendorong manusia untuk melakukan tindakan/melakukan perbuatan. Motivasi berperan jadi pengerak atau motor yang memberi daya/kemampuan pada seorang untuk lakukan suatu hal. 
2. Memastikan arah perbuatan. Yaitu ke arah perwujudan maksud atau harapan. Motivasi menghindar penyelewengan dari jalan yang perlu ditempuh untuk menjangkau maksud. Semakin terang maksud itu, semakin terang juga jalan yang perlu ditempuh. 
3. Menyeleksi perbuatan. Berarti memastikan perbuatan-perbuatan mana yang perlu dikerjakan, yang cocok, manfaat menjangkau maksud itu dengan menyampingkan perbuatan yg tidak berguna untuk maksud. (Ngalim Purwanto, 2002 : 71) 

Beberapa jenis motivasi1. Motivasi intrinsik, yang muncul dari dalam diri individu, umpamanya hasrat untuk memperoleh ketrampilan spesifik, memperolah info serta pengertian, meningkatkan sikap untuk berhasil, senang pada kehidupan, hasrat di terima oleh orang yang lain. 
2. Motivasi ekstrinsik, yang muncul karena ada dampak dari luar individu. Sperti hadiah, pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang yang lain hingga dengan kondisi sekian orang ingin lakukan suatu hal. (Tabrani, 1992 : 120) 

Lantas bagaimanakan langkah untuk tingkatkan motivasi siswa supaya mereka mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, terutama untuk mereka yang mempunyai motivasi rendah dalam berprestasi. Terdapat banyak kiat yang dapat dipakai oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, seperti berikut : 


1. Menerangkan maksud belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar sebaiknya seseorang guru menerangkan tentang Maksud Instruksional Spesial (TIK) yang juga akan diraih siswa. Kurang hingga di situ saja, tapi guru dapat juga memberi keterangan mengenai perlunya pengetahuan yang juga akan begitu bermanfaat untuk masa depan seorang, baik dengan etika agama ataupun sosial. Semakin terang maksud, jadi semakin besar juga motivasi dalam belajar. 

2. Hadiah. Beri hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal semacam ini juga akan begitu meningkatkan siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, serta untuk siswa yang belum juga berprestasi juga akan terpacu untuk menguber atau bahkan juga mengungguli siswa yang sudah berprestasi. Hadiah disini tidaklah perlu mesti yang besar serta mahal, tapi dapat menyebabkan rasa senag pada murid, sebab terasa dihargai karna prestasinya. Terkecuali pada tiap-tiap akhir semester, guru dapat menghadiahkan yang lebih istimewa (seperti buku bacaan) untuk siswa ranking 1-3. 

3. Saingan/pertandingan. Guru berupaya membuat persaingan perebutan diantara siswanya untuk tingkatkan prestasi belajarnya, berupaya melakukan perbaikan hasil prestasi yang sudah diraih terlebih dulu. 

4. Pujian. Telah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberi penghargaan atau pujian. Pastinya pujian yang berbentuk membuat. Dapat diawali dari hal yang paling kecil seperti, “beri tepuk tangan untuk si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu anda bisa…”. 

5. Hukuman. Hukuman diberi pada siswa yang melakukan perbuatan kekeliruan waktu sistem belajar mengajar. Hukuman ini diberi dengan keinginan supaya siswa itu ingin mengubah diri serta berupaya meningkatkan motivasi belajarnya. Hukuman disini sebaiknya yang mendidik, seperti menghafal, kerjakan masalah, maupun buat rangkuaman. Sebaiknya janganlah yang berbentuk fisik, seperti menyapu kelas, berdiri dimuka kelas, atau lari melingkari halaman sekolah. Karna ini terang juga akan menganggu psikis siswa. 

6. Menghidupkan dorongan pada anak didik untuk belajar. Strateginya yaitu dengan memberi perhatian maksimum ke peserta didik, terutama untuk mereka yang dengan prestasi ketinggalan oleh siswa yang lain. Disini guru dituntut untuk dapat lebih cermat pada keadaan anak didiknya. Ingat ini tidak cuma pekerjaan guru tuntunan konseling (BK) saja, tapi adalah keharusan tiap-tiap guru, jadi orang yang sudah diakui orangtua siswa untuk mendidik anak mereka.  

7. Membuat rutinitas belajar yang baik. Sampaikan pada siswa langkah belajar yang baik, tak tahu itu saat siswa belajar sendiri ataupun dengan grup. Dengan langkah tersebut siswa diinginkan untuk lebih terpacu dalam mengulan-ulang pelajaran maupun menaikkan pemahaman dengan buku-buku yang mensupport. 

8. Menolong kesusahan belajar anak didik dengan perorangan ataupun grup. Ini dapat dikerjakan seperti pada nomor 6. 

9. Memakai cara yang beragam. Guru sebaiknya pilih cara belajar yang pas serta berfariasi, yang dapat menghidupkan semangat siswa, yg tidak buat siswa terasa jemu, serta yang tidak kalah perlu yaitu dapat menyimpan semuanya kebutuhan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual Teaching & Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lain. Karna siswa mempunyai tingkat intelegensi yang tidak sama keduanya. Ada siswa yang cuma perlu 5 menit untuk mengerti satu materi, tapi ada siswa yang memerlukan 25 menit baru ia dapat mengolah materi. Itu contoh mudahnya. Makin banyak cara mengajar yang dikuasai oleh seseorang guru, jadi ia juga akan makin berhasil tingkatkan motivasi belajar siswa. 

10. Memakai media yang baik serta sesuai sama maksud evaluasi. Baik itu media visual ataupun audio visual.

Indra Koswara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram Official @garuthomestay