Selamat datang Di Website The Home Stay Garut~ Sewa Rumah,villa,hotel di garut ~Info lebih lanjut hubungi: 0812-2424-6736 (whatsapp) id: @fazajersey (Line) ~ INFO: bisa tambah extrabed dan bisa sewa karoke ~ ~ Kami Melayani Anda Dengan senang Hati :)

Curug Cisarua Garut

http://thehomestaygarut.blogspot.co.id

Curug Batu Nyusun dengan administratif ada di Kampung Cikuda, Desa Pangrumasan, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Batu Nyusun sesungguhnya adalah nama untuk satu kenampakan geologi berbentuk columnar joint yang ada di dekat air terjun. Air terjunnya sendiri oleh warga lebih di kenal atau memiliki nama beda yakni Curug Cisarua Garut, tetapi, yang lebih populer di orang-orang luas adalah Curug Batu Nyusun. Curug Cisarua adalah satu diantara paling tidak lima air terjun yang ada di Desa Pangrumasan. Diatas aliran Curug Cisarua masih tetap ada satu air terjun kecil yang oleh warga setempat dinamakan Curug Tengah. Curug Cisarua mempunyai ketinggian sekitaran 30 – 50 m dengan dinding air terjun yang cukup ciri khas, yakni berbentuk columnar joint. Curug Cisarua mempunyai air yang jernih karna masih tetap ada di lereng perbukitan serta masih tetap satu aliran dengan Curug Koncrang atau Curug Mulia sebutan warga setempat. Kehadiran Curug Cisarua ini masih tetap belum juga sangat banyak di ketahui oleh orang-orang luas, satu diantara pemicunya yaitu sulitnya aksesibilitas menuju tempat, bahkan juga dari Kota Garut. 

Akses termudah menuju tempat apabila dari arah Kota Garut yakni lewat Cikajang. Sesudah tiba di Kecamatan Cikajang, ambillah jalan menuju Singajaya yang ada pada koordinat -7. 393508, 107. 836663 yang jalan masuknya diikuti oleh gapura serta pangkalan ojek. Keadaan jalan dari Cikajang hingga kantor Kecamatan Peundeuy telah baik. Aspal mulus dengan medan yang berbentuk perbukitan serta jalan yang berkelok-kelok di lereng Gunung Cikuray serta daerah perbukitan juga akan jadi keadaan menguasai sepanjang perjalanan. Arus jalan raya di jalur ini relatif sepi serta cuma juga akan didominasi oleh sepeda motor serta ELF yang menuju arah Cikajang, namun bila mendekati malam, truk pengangkut kayu juga akan seringkali melintas dari arah Cikajang. Keadaan jalan pada malam hari cukup riskan kecelakaan. Selepas Kantor Kecamatan Banjarwangi sampai pertigaan Cikajang seringkali turun kabut. Kabut umumnya turun selepas jam 18. 00 serta juga akan begitu tidak tipis, hingga tidak dianjurkan untuk melintas apabila belum juga punya kebiasaan dengan medan berkelok di lereng gunung dengan kabut yang begitu tidak tipis. Tak ada pembatas jalan yang dapat jadikan patokan arah jalan di jalur ini, hingga bila kabut turun keadaan lampu kendaraan yang sesuai sama begitu dibutuhkan. 

Sesudah pertigaan di Cikajang, ikuti selalu jalan paling utama melalui Kecamatan Banjarwangi, Kecamatan Singajya, Kecamatan Peundeuy. Aspal jalan yang mulus juga akan habis di daerah sekitaran Desa Saribakti (-7. 543937, 107. 918679), Kecamatan Peundeuy. Selepas Desa Saribakti, keadaan jalan juga akan kembali jadi batu dengan medan yang masih tetap sama, yakni perbukitan. Medan berbentuk tanjakan serta turunan masih tetap juga akan menguasai jalur menuju Desa Pangrumasan. Sesudah pusat Desa Toblong, di kanan serta kiri jalan juga akan menajdi sedikit lebih sepi serta panorama juga akan mulai terbuka. Puncak-puncak perbukitan terjal serta aliran Sungai yang cukup besar yang disebut sambungan dari aliran Sungai Cibaliuk. 

Keadaan jalan selepas pusat Desa Toblong juga akan makin jelek, batu-batu yang cukup besar serta beberapa terlepas juga akan menguasai jalur, diluar itu, permukiman masyarakat juga akan makin tidak sering didapati serta jaraknya berjauhan. Ikuti selalu jalan besar sampai panorama di kanan serta kiri jalan jadi terbuka serta ada di punggungan bukit serta juga akan menajdi sedikit alami penurunan. Juga akan didapati warung kecil hanya satu di kanan jalan dengan panorama laut serta perbukitan. Ikuti selalu jalan besar yang kesempatan ini juga akan didominasi dengan turunan. Turunan di titik ini adalah yang terpanjang serta tercuram, batu-batunya juga banyak yang telah terlepas serta cukup licin, hingga apabila musim hujan juga akan cukup merepotkan. Ikuti jalan sampai tiba di persimpangan pada koordinat -7. 591121, 107. 910618 serta ambillah kanan, sedang arah yang lain yaitu yang menuju Desa Maroko. Ikuti selalu jalan paling utama yang masih tetap didominasi oleh batu-batu terlepas serta turunan sampai tiba di persimpangan pada koordinat -7. 588674, 107. 904589. Pada persimpangan ini ambillah jalan kecil ke samping kanan dengan patokan tugu PNPM Desa Pangrumasan di kanan jalan. 

Jalan menuju Desa Pangrumasan tambah lebih kecil serta lebih rusak dibanding jalur Toblong – Maroko. Persimpangan ini adalah sisi dari Kampung Cinangsi, Desa Pangrumasan, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut. Keadaan batu di jalur ini tambah lebih jelek dibanding jalur terlebih dulu, bahkan juga di sebagian titik, batunya telah hancur serta jadi bentuk pasir yang begitu gembur hingga cukup menyusahkan kendaraan yang melintas. Untuk tiba di Kampung Cikuda, tempat paling akhir untuk kendaraan bermotor dari pertigaan Simpang Maroko dengan Desa Pangrumasan, paling tidak mesti melalui dua kampung di Desa Pangrumasan terlebih dulu serta mesti melingkari bukit di tepi jurang yang cukup dalam. Jarak dari kampung pertama di dekat Simpang Maroko – Desa Pangrumasan cukup jauh serta mesti melalui kebun dan rimba yang cukup sepi. Bila malam hari, jalur ini juga akan ramai truk pengangkut kayu yang melintas. Sesungguhnya, juga akan didapati persimpangan pada koordinat -7. 566800, 107. 898829 yang juga akan tembus menuju Jalan Raya Toblong di persimpangan pada koordinat -7. 566719, 107. 916337. Dari sisi jarak, jalur ini memanglah mempunyai jarak yang lebih pendek, namun keadaan jalan masih tetap sama, yakni batu serta bahkan juga beberapa adalah jalan tanah, medan serta tingkat kesusahan perolehannya juga sedikit lebih susah. Diprediksikan jalur ini yaitu jalur truk pengangkut kayu. 

Sesudah tiba di Kampung Cigalugur, patokan menuju Kampung Cikuda yaitu kantor Desa Pangrumasan serta jembatan yang menyeberangi aliran sungai yang cukup besar. Jalan dari Kampung Cigalugur menuju Kampung Cikuda masih tetap didominasi oleh batu yang memiliki ukuran cukup besar, lebar jalan cukup sempit. Medan menuju Kampung Cikuda didominasi oleh turunan terjal. Perjalanan dengan kendaraan bermotor cuma juga akan dapat dikerjakan hingga Kampung Cikuda, pada koordinat -7. 569809, 107. 890823. Motor dapat dititipkan dirumah warga. Perjalanan selanjutnya dikerjakan dengan jalan kaki melalui pematang sawah serta kebun warga sejauh 1, 5 Km dengan saat tempuh lebih kurang satu jam. Baiknya memohon antar warga untuk temani trekking menuju air terjun karna akan tidak ada patokan menuju air terjun serta jalur di kebun warga cukup tertutup. 

Panorama sepanjang trekking di pematang sawah dari Kampung Cikuda menuju Curug Cisarua juga akan disuguhi oleh tebing perbukitan yang terjal dan aliran sungai serta tumpukan batu columnar joint yang sesungguhnya adalah sisi dari tebing. Kehadiran columnar joint di sekitaran Pangrumasan masih tetap butuh di teliti, apakah hasil intrusi atau hasil kesibukan gunung api yang telah berhenti serta peluang juga memiliki bentuk telah alami perubahan karena lapuk serta tererosi. Jalur trekking di pematang sawah juga akan selesai di satu saung kecil pas selain semak belukar yang cukup tinggi. Dari saung ini aliran sungai dari Curug Cisarua telah mulai tampak. Untuk melanjutkan perjalanan menuju sungai dari saung mesti melalui ilalang yang tingginya lebih dari orang dewasa dengan sebagian lubang dalam memiliki ukuran kecil yang tertutup rerumputan. Ada pula jalur air yang cukup dalam yang cuma dikaitkan oleh satu buah batang kayu yang begitu kecil serta jembatan kayu yang begitu kecil. Medan dari saung didominasi oleh turunan, berlainan dengan jalur trekking dari jalan sampai saung di pematang sawah yang didominasi turunan namun ada banyak ruang yang datar. 

Setiba di aliran sungai, jadi Curug Cisarua juga juga akan tampak. Dinding air terjun serta dinding di sekitaran air terjun juga banyak terjadi columnar joint. Air sungai yang jatuh jadi Curug Cisarua termasuk yang jernih, karna tempatnya yang masih tetap ada di dataran tinggi serta type batuannya bukanlah yang gampang larut air. Apabila sedng puncak musim hujan, tidak sering berlangsung air bah seperti di aliran sungai yang lain, misalnya di Curug Cinangsi yang nyaris tiap-tiap tahunnya menelan korban karna air bah. Aliran sungai dari Curug Cisarua ini lalu juga akan menyatu dengan aliran sungai paling utama yang bermuara di Kecamatan Cibalong, pas sebelumnya ruang Rimba Sancang. 

Curug Cisarua adalah air terjun semi permanen, yakni air terjun yang juga akan kering keseluruhan saat musim kemarau panjang. Curug Cisarua bisa dikalsifikasikan ke air terjun Tiered serta Horsetail jadi type dominannya. Klasifikasi Tiered yang keluar memanglah cuma ada di bagian atas air terjun, yakni pas waktu air jatuh dari tebing. Kalsifikasi ini keluar karna dinding air terjun yang berupa seperti kolom-kolom balok mirip anak tangga dalam jarak yang begitu sempit. Kolom-kolom balok berikut yang memberi kesan kalau air yang jatuh dari tebing juga akan alami sebagian bagian jatuhan, tidak segera jatuh dengan vertikal. Klasifikasi Horsetail keluar karna aliran air yang jatuh tetaplah menjaga kontak dengan dinding air terjun sepanjang sistem jatuhannya, walau memiliki bentuk tidak seperti air terjun tunggal. Aliran sungai serta tebingnya memanglah sedikit lebar, namun kurang lebar untuk menimbulkan klasifikasi Block. Curug Cisarua telah memiliki kolam, walau tidaklah terlalu lebar serta banyak ada batuan berbentuk bongkahan besar. Dibawah aliran jatuhan air, masih tetap terdapat banyak bongkahan batuan yang terkikis segera oleh air yang jatuh dari atas tebing. 

Pangrumasan yaitu satu Daerah yang terdapat di samping selatan dari Kota Garut, mengenai Nama Pangrumasan diambil dari dua suku kata yakni Pangru kata itu di ambil dari nama sungai yang bernama Cipangru berada di Pangrumasan lalu kata Masan yang memiliki arti keemasan. Pemuka awal Daerah Pangrumasan dikelola oleh Desa Singajaya berarti kalau lokasi Pangrumasan di bawah Pemerintahan Desa Singajaya yang di pimpin oleh Lurah Bintang Singajaya. Kebudayaan Orang-orang Pangrumasan yang ada mulai sejak dahulu salah satunya : Kebiasaan ngaruat Lembur, Kebiasaan ziarah, Kebiasaan Hajat Tujuh Bulan, dan sebagainya hingga Pangrumasan dapat dimaksud kaya dengan budaya serta bertumpu pada nama yang bermakna keemasan, yang sudah diwariskan leluhurnya untuk dilanjutkan untuk masa mendatang. Sepanjang kurang lebih 3 th. yakni th. 1905 Daerah Pangrumasan direncanakan juga akan dibuat satu Desa, serta pada saat itu dibuatlah satu Panitia Penentuan Kepala Desa untuk memastikan siapa Kepala Desa yang juga akan menjabat di Pangrumasan. Mulai sejak tersebut Pangrumasan yang awalannya satu kedusunan jadi satu Desa.

Yuqbal faza aula dipa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram Official @garuthomestay