Jaman saat ini, beberapa orang yang menginginkan serba cepat. Menginginkan senantiasa serba tahu. Bahkan juga, menginginkan cepat berkomentar meskipun dianya tidak kompeten untuk memberi komentar. Seperti yang telah diperingatkan oleh Syed M. Naquib al-Attas, sudah berlangsung kehilangan ‘adab. Hingga yang kecil menyepelekan yang besar, yg tidak mumpuni mencela yang pakar di bagiannya. Serta, selanjutnya kebanyakan orang sok tahu serta semasing menginginkan disadari jadi pakar. 

Artis seronok mendadak terasa layak memberi komentar ulama serta mendebat fatwanya. Anak tempo hari sore mendadak bertandingk ketahui apa yang paling baik untuk bangsanya. Janganlah heran bila di negeri ini sempat berlangsung demonstrasi beberapa pelacur serta germo yang terasa pendapatannya terancam, karena lokalisasi juga akan ditutup. Besok-besok, mungkin saja saja beberapa perampok memprotes karna yang memiliki tempat tinggal kompak mengunci pintu serta menggembok pagarnya. 

Masa tehnologi info ini digunakan oleh golongan liberal untuk menyebar propaganda. Agar singkat, yang perlu padat serta mengena. Masalah akurasi, seperti umum, masalah terakhir. Golongan liberalis bahkan juga lebih kronis dari mass media yg tidak sempat ingin dipersalahkan atas ketidakakuratan kabarnya. 

Paling tidak, mass media masih tetap sediakan hak jawab. Tapi golongan liberalis? Ia bila telah dapat dibuktikan salah menuduh (serta biasanya demikian) , umumnya juga akan segera memalingkan muka. Pura-pura tidak paham serta malas untuk mohon maaf. 

Pernyataan fenomenal sebagai trending topic beberapa waktu terakhir di twitter, yaitu pertanyaan dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL) , Ulil Abshar Abdalla yang menantang azab Allah SWT untuk membela golongan LGBT. Naudzubillah. 

“Sekali sekali lagi saya ulang : Bila benar Tuhan mengazab Sodom karna LGBT, mengapa Dia tidak mengazab negeri2 yg menolelir LGBT saat ini? Mengapa? ” Sekian kicau Ulil dalam account twitternya @ulil. 

Tantangan Ulil ini sesungguhnya tidak mengagetkan. Ini yaitu pengulangan yang diserahkan oleh golongan kafir umat-umat terdahulu pada Nabi mereka. Saat mereka menampik ajakan/seruan beberapa utusan Allah SWT. 

Al-Quran sudah merekam komentar-komentar seirama yang dilontarkan golongan kafir terdahulu. “Dan ingat-ingatlah saat mereka (beberapa orang musyrik kafir Makkah) berkata : Ya Allah, bila benar al-Quran ini, dialah yang benar di bagian Engkau, jadi hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangklanlah pada kami adzab yang pedih, ” (QS. Al-Anfal 6 : 32) . 

Al-Quran berkali-kali menyitir tantangan golongan yang membangkang pada beberapa Nabi serta Rasul yang diutus untuk memperingatkan mereka. Saat ayat-ayat Allah dibacakan, serta ancaman-Nya diumumkan, dengan penuh kesombongan mereka menantang adzab itu selekasnya dihadirkan didunia ini. 

Allah menerangkan dalam al-Quran kenapa Dia tunda adzab-Nya. “Dan, bila seumpamanya Allah menyiksa manusia dikarenakan tindakannya, pasti Dia akan tidak meninggalkan diatas permukaan bumi, satu makhluk yang melata juga! Walau demikian Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka hingga saat spesifik. Lantas, jika datang ajal mereka, jadi sebenarnya Allah Maha Lihat (kondisi) hamba-hamba-Nya, ” (QS. Al-Fathir 35 : 45) 

Kicauan @ulil itu sesungguhnya sama juga dengan pelecehan golongan kafir terdahulu yang mengolok-olok kebenaran al-Quran. “Dan, jika dibacakan padanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri. Seakan-akan dia belum juga mendengarnya, seolah-olah ada sumbat di ke-2 telinganya. Jadi, berikan berita senanglah dia dengan adzab yang pedih (QS. Lukman 31 : 7) 

Jadi, jadi seseorang muslim, telah semestinya kita lebih yakin pada al-Quran di banding kicauan golongan liberalis yang menyesatkan. Cerita golongan LGBT yang diadzab oleh Allah SWT bisa di baca dalam al-Quran surah al-Ankabut ayat 28 serta 31, surah al-Araf ayat 80 serta 81, surah Huud ayat 78, surah asy-Syuaraaayat 165 serta 166, surah an-Naml ayat 55, serta surah al-Ankabuut ayat 29.